Hal-hal yang dapat dilakukan oleh JavaScript

Setelah kita mengetahui cara kerja Java Script, maka kita perlu mengetahui apa yang dapat dilakukan oleh JavaScript sebagai bahasa pemrograman yang bisa berjalan di web browser, memungkinkan pemrogram web untuk :

  1. Memiliki piranti pembuatan program dalam web
  2. Membaca dan menulis elemen HTML ke dalam suatu halaman web. Program JavaScript dapat mengubah isi elemen web yang sedang ditampilkan.
  3. Membuat web lebih dinamis, karena kita bisa menyisipkan juga elemen web ke dalam JavaScript, agar kelak ditampilkan ke dalam browser. Dengan teknik ini maka programmer web dapat membuat animasi dari elemen-elemen web yang ada pada halaman web
  4. Memberikan reaksi kepada suatu kejadian di atas halaman web yang sedang ditampilkan, misalnya ada kejadian tombol mouse diklik di atas halaman web, maka dengan JavaScript kita bisa menambahkan suatu program agar dilakukan suatu reaksi apabila ada penekanan terhadap klik kanan.
  5. Menjadikan sebuah web menjadi aplikasi berbasis web yang dapat berjalan di atas browser web. Halaman web tidak menjadi tampilan data dan informasi saja, tetapi juga menjadi aplikasi yang berinteraksi dengan penggunanya, memproses data di browser, juga menerima dan memvalidasi data sebelum dikirimkan ke server.
  6. Memvalidasi data yang akan dikirimkan kepada server di dalam browser.
  7. Mendeteksi browser yang digunakan oleh pengguna, sehingga kita bisa menyajikan informasi yang berhubungan dengan browser web yang digunakan oleh pengguna.
  8. Membuat cookies, suatu kode yang digunakan untuk menyimpan dan mengambil data atau informasi dari browser pengunjung.
  9. Membuat apliksi client server, dengan teknik AJAX (Asynchronous Javascript and XML). Aplikasi yang dihasilkan menjadi aplikasi yang mirip seperti aplikasi dekstop biasa, tetapi berjalan di atas atau di dalam browser web.



Read More...

Pengertian JavaScript

JavaScript adalah bahasa yang digunakan untuk membuat program yang digunakan agar dokumen HTML yang ditampilkan dalam browser menjadi lebih interktif, tidak hanya sekedar indah saja. JavaScript memberikan beberapa fungsionalitas ke dalam halaman web, sehingga dapat menjadi sebuah program yang disajikan menggunakan antarmuka web.

JavaScript merupakan bahasa script, bahasa yang tidak memerlukan kompiler untuk menjalankannya, cukup dengan interpreter. Tidak perlu proses kompilasi terlebih dahulu agar program dapat dijalankan. Salah satu contoh interpreter adalah browser Web Nestcape Navigator dan Internet Explorer, alasannya adalah karena kedua browser tersebut dilengkapi dengan interpreter JavaScript. Hanya saja, tidak semua web browser itu dapat menjadi interpreter Javascript, karena tidak semua web browser dilengkapi dengan interpreter JavaScript.

JavaScript adalah bahasa yang ringan dan mudah digunakan. Dengan adanya JavaScript, sebuah web tidak hanya menjadi halaman data dan informasi saja, akan tetapi dapat menjadi program antar muka suatu program aplikasi dan antarmuka web.

Pada umumnya, program Java Script merupakan program yang ditanamkan atau disisipkan ke dalam halaman web. Hal ini menjadikan halaman web menjadi sebuah aplikasi yang berjalan di dalam browser web.

JavaScript muncul sebagai jawaban atas tantangan dari pengakses web yang mengharapkan halaman web yang diaksesnya lebih dinamis. Dokumen atau halaman web, tidak sekedar digunakan untuk menampilkan data dan informasi saja, akan tetapi dapat digunakan untuk berinteraksi dengan suatu sistem informasi. Hal ini disebabkan karena awal dari teknologi perkembangan web, halaman web hanya sekedar informasi yang statis, tidak memiliki daya tarik lain, selain hanya informasi yang ditampilkan saja.

Model dinamis yang diinginkan oleh pengguna web adalah halaman web yang juga bisa digunakan sebagai suatu aplikasi, sebagaimana aplikasi dalam suatu operating sistem (aplikasi atau program berbasis teks atau windows).



Read More...

Basis data Oracle

Basis data Oracle adalah basis data relasional yang terdiri dari kumpulan data dalam suatu sistem manajemen basis data RDBMS. Perusahaan perangkat lunak Oracle memasarkan jenis basis data ini untuk bermacam-macam aplikasi yang bisa berjalan pada banyak jenis dan merk perangkat keras komputer (platform).

Basis data Oracle ini pertama kali dikembangkan oleh Larry Ellison, Bob Miner dan Ed Oates lewat perusahaan konsultasinya bernama Software Development Laboratories (SDL) pada tahun 1977. Pada tahun 1983, perusahaan ini berubah nama menjadi Oracle Corporation sampai sekarang.



Read More...

Balanced Scorecard (BSC)

1. Sejarah Balanced Scorecard
Awal 1992, Robert Kaplan dan David Norton mempublikasikan dalam Harvard Business Review metode pengukuran mereka: ‘The Balanced Scorecard – Measures That Drive Performance’. BSC adalah alat yang menyediakan pada para manajer pengukuran komprehensif bagaimana organisasi mencapai kemajuan lewat sasaran-sasaran strategisnya. Metoda ini menjelaskan bagaimana aset intangible dimobilisasi dan dikombinasikan dengan aset intangible dan tangible untuk menciptakan proposisi nilai pelanggan yang berbeda dan hasil finansial yang lebih unggul (Kaplan dan Norton, 2001). Norton dan Kaplan menempatkan BSC sebagai alat bagi organisasi (termasuk yang berasal dari sektor publik dan non-profit) untuk mengelola kebutuhan pemegang saham relevannya. Lebih jauh mereka menyarankan BSC sebagai alat untuk memperbaiki aliran informasi dan komunikasi antara top eksekutif dan manajemen menengah dalam perusahaan. BSC ingin memperbaiki sistem konvensional pengontrolan dan akuntansi dengan memperkenalkan fakta lebih kualitatif dan non-finansial. Pertimbangan sasaran finansial serupa dengan sistem tradisional manajemen dan akuntansi. Satu perbaikan penting dari BSC terletak pada fokusnya mendorong nilai bagi profitabilitas masa depan perusahaan. Perspektif pasar bertujuan mengidentifikasi segmen pelanggan dan pasar relevan yang berkontribusi pada sasaran finansial. Dalam istilah manajemen barbasis pasar dari perusahaan, dimensi ini membuat mampu mencapai prosesproses dan produk internal yang sejalur dengan keperluan pasar. Dalam dimensi internal processes, perusahaan harus mengidentifikasi dan menstrukturkan secara efisien prosesproses pendorong nilai internal yang vital terkait dengan sasaran pelanggan dan pemegang saham. Perspektif organizational development akhirnya mencoba menggambarkan semua aspek terkait dengan staf dan organisasional yang vital pada proses reengineering organisasi.

Norton dan Kaplan (1997, h.184) merekomendasikan integrasi sistematis BSC kedalam sistem manajemen perusahaan yang telah ada. Untuk hal ini mereka mendiskusikan terutama fase-fase penataan (set-up) dan implementasi strategi. BSC menjadi alat mentransformasikan strategi kedalam aksi pelaksanaan, Norton dan Kaplan menekankan pentingnya pelatihan teratur dan tambahan dan komunikasi strategi internal (seperti dengan leaflet, majalah, intranet, dst) dan pengukuran-pengukuran sasaran-sasaran terdefinisi diseluruh perusahaan. Melalui penataan sasaran lebih ambisius, menetapkan definisi pengukuran-pengukuran strategis, dan integrasi strategi terkait jangka panjang kedalam proses penganggaran tahunan, BSC akan memperbaiki sistem manajemen perusahaan yang ada saat ini. Asumsi dasar dalam penerapan BSC adalah pada dasarnya organisasi adalah institusi pencipta kekayaan, karena itu semua kegiatannya harus dapat menghasilkan tambahan kekayaan, baik secara langsung maupun tidak langsung.

2. Konsep Umum Balanced Scorecard
Balanced Scorecard terdiri dari 2 suku kata yaitu kartu nilai (scorecard) dan balanced (berimbang). Maksudnya adalah kartu nilai untuk mengukur kinerja personil yang dibandingkan dengan kinerja yang direncanakan, serta dapat digunakan sebagai evaluasi. Serta berimbang (balanced) artinya kinerja personil diukur secara berimbang dari dua aspek: keuangan dan non-keuangan, jangka pendek dan jangka panjang, intern dan ekstern. Karena itu jika kartu skor personil digunakan untuk merencanakan skor yang hendak diwujudkan di masa depan, personil tersebut harus memperhitungkan keseimbangan antara pencapaian kinerja keuangan dan non-keuangan, kinerja jangka pendek dan jangka panjang, serta antara kinerja bersifat internal dan kinerja eksternal (fokus komprehensif). Pada awal perkembangannya, BSC hanya ditujukan untuk memperbaiki sistem pengukuran kinerja eksekutif. Sebelum tahun 1990an eksekutif hanya diukur kinerja mereka dari perspektif keuangan, sehingga terdapat kecenderungan eksekutif mengabaikan kinerja non keuangan seperti kepuasan pelanggan, produktifitas, dan kefektifan proses yang digunakan untuk menghasilkan produk dan jasa, dan pemberdayaan dan komitmen karyawan dalam menghasilkan produk dan jasa bagi kepuasan pelanggan.

3. SustainabilityBalanced Scorecard (SBSC)
SBSC adalah penggunaan BSC untuk mengukur penerapan strategi berkelanjutan di suatu organisasi. Berkelanjutan artinya memperhatikan unsur lingkungan dan sosial selain ekonomi dalam setiap pertimbangan bisnis yang dilakukan. Sustainability (kemampuan untuk bertahan / berkelanjutan) untuk Toyota: Kemampuan untuk merakit dan mengembangkan produk dalam cara yang mengurangi penghabisan sumber daya alam seperti material mentah, dan melakukannya dengan cara menguntungkan (profit). (KPMG, 2000). Digunakan untuk: menterjemahkan strategi-strategi sustainabilitas perusahaan menjadi aksi mengintegrasikan sustainabilitas perusahaan lebih baik kedalam sistem manajemen intinya.
Selama ini keberlanjutan secara lingkungan dan sosial tetap terpisah dari strategi bisnis inti tradisional dan sistem manajemen yang berdasarkan semata menuju indikator kinerja finansial. Satu alasan mengapa begitu sulit untuk berhubungan dengan sustainabilitas perusahaan terletak pada kelebaran konsep itu sendiri. Kurangnya definisi apa batasannya yang dimaksud isu-isu sosial itu sendiri menjadi hambatan terbentuknya SBSC. Aspek sosial seringkali dipandang sebagai aspek lingkungan lebih lunak karena itu lebih sulit dihitung (Epstein, 2001).

4. Menciptakan Balanced Scorecard
Beberapa langkah awal mengimplementasikan BSC: (Zingales et.al., 2002)
1. Memperjelas visi dan strategi perusahan
2. Mengembangkan sasaran strategis:
  • . Mengidentifikasi proses bisnis yang ada dimana sustainabilitas dapat menambah nilai dan memperbaiki kinerja
  • b. Menentukan bagaiman program lingkungan yang ada mendukung sasaran sustainabilitas dalam perspektif pelanggan dan finansial
  • c. Belajar bagaimana sustainabilitas dapat menggantikan proses dan produk untuk memenuhi kebutuhan pelanggan
  • d. Mengerti bagaimana mengantisipasi dan mempengaruhi kebutuhan pelanggan masa depan terkait praktek berkelanjutan.
3. Meluncurkan inisitiatif strategi lintas bisnis dan
4. Mziki perusahaan

5. BSC Sebagai Alat Strategis Pengukuran Secara Komprehensif
Umumnya BSC dimasukkan dalam kerangka manajemen strategik. Manajemenstrategik adalah pola pengelolaan strategi organisasi jangka pendek dan panjang. Terdiri dari 4 langkah utama dalam menciptakan masa depan organisasi:
1. Perencanaan jangka panjang (long-range profit planning), terdiri dari:
  • perumusan strategi
  • perencanaan strategi
  • penyusunan program
2. Perencanaan laba jangka pendek (short range profit planning)
3. Implementasi
4. Pemantauan

6. Kelemahan Balanced Scorecard
Setiap sistem tetap ada kelemahannya, demikian juga BSC. Kelemahan BSC antaralain (Lee et.al., 2000):
1. Perangkat yang lebih secara efektif mengukur implementasi strategi daripada mengukur penentuan strategi
2. Meski berperan penting dalam memperkuat hubungan antara inisiatif perbaikan pelanggan dan strategi organisasi, namun tidak mengindikasikan bagaimana pelanggan baru dan pasar baru dapat diidentifikasi.

Sedangkan, menurut Anthony dan Govindarajan (1998) kelemahan balanced scorecard adalah :
  • Hubungan yang buruk antara ukuran perspective non financial dan hasilnya:
Tidak ada jaminan bahwa keuntungan masa depan akan mengikuti pencapaian target dalam perspective non financial. Mungkin ini adalah masalah besar dalam balanced scorecard karena terdapat asumsi bahawa keuntungan masa depan tidak mengikuti atau berkaitan dengan pencapaian tujuan non fianancial. Mengidentifikasi hubungan sebab akibat antara ukuran yang berbeda lebih mudah berbicara daripada melakukannya.
  • Fixation on financial result:
Manajer adalah yang paling bertanggungjawab terhadap performance financial. Hal ini menyebabkan manager lebih peduli terhadap aspek finansial dibandingkan aspek lainnya.
  • No Mechanism for improvement:
Banyak perusahaan dalam memperbesar tujuan mereka tidak memiliki alat untuk meningkatkannya. Ini adalah salah satu kelemahan balanced scorecard. Tanpa metode untuk peningkatan, peningkatan tidak disukai untuk terjadi meski sebaik apapun tujuan yang baru tersebut.
  • Measures are not up to date:
Banyak perusahaan tidak memiliki mekanisme formal untuk update ukuran untuk mencocokan dengan perubahan strategi. Hasilnya perusahaan masih menggunakan ukuran yang berbasis strategi lama.
  • Measurenment overload:
Tidak ada jawaban untuk pertanyaan seberapa kritis ukuran yang seorang manager dapat ukur pada saat bersamaan tanpa kehilangan focus. Jika terlalu sedikit manager akan mengabaikan ukuran yang sangat penting dalam mencapai sukses. Bila terlalu banyak, akan timbul resiko manager kehilangan fokusdan mencoba untuk melakukan terlaku banyak hal dalam waktu bersamaan.
  • Difficult in establishing trade off:
Beberapa perusahaan mengombinasikan ukuran non finansial dengan finansial dalam satu laporan dan memberikan bobot pada masing-masing ukuran. Tapi balnced scorecard tidak menampilkan bobot yang jelas pada masing masing ukuran. Tidak adanya bobot tersebut, menjadi sangat sulit untuk menggabungkan aspek finansial dan non-finansial



Read More...
  • Mahasiswa STMIK Duta Bangsa
  • description
  • description
  • description
  • description
  • description
  • description
  • description

Free Hosting

Free Hosting

My Blog List

A
B
C
     
D
E
F
DuGMp3    
G
H
I
Goo Otomotif HouseofScript  
J
K
L
Java Hotline    
M
N
O

My Games Collection

MeLangKah LeBih MaJu

   
P
Q
R
Pamella Decoration    
S
T
U
Studied WaLL    
V
W
X
     
Y
Z
0-9
     









Join....!


Free Domain

Free Domain

SiNyO. Powered by Blogger.