Cara Mengatasi Browser Web yang tidak Mendukung JavaScript

Jika kita memiliki program JavaScript dalam halaman web yang kita buat, maka kita harus mengantisipasi agar kode program JavaScript kita tidak tampil di web browser yang tidak mendukung JavaScript, seperti web browser versi lama, seperti Internet Explorer versi 3, atau Netscape Navigator sebelum versi 2, atau browser web yang berbasis text.

Antisipasi ini perlu dilakukan karena ada dua hal pokok, yang pertama adalah bahwa program JavaScript yang dibuat bukan untuk ditampilkan, yang kedua agar pengakses tidak tahu bahwa sebenarnya halaman web kita memiliki JavaScript.

Untuk itulah, program JavaScript yang kita tuliskan sebaiknya disimpan seolah-olah sebagai bagian komentar dokumen HTML, tag komentar ditulis diantara script

Berikut adalah cara agar JavaScript tidak kelihatan di web browser yang tidak mendukung JavaScript.

Pada akhir dari baris komentar diberi tanda //, yang berarti komentar. Hal ini sengaja dituliskan agar script tidak dieksekusi oleh browser web. Tetapi kita tidak bisa memberikan tanda // di depan

Contoh berikut adalah contoh program JavaScript di HTML agar tidak terlihat di brower yang tidak mendukung JavaScript.

Contoh HTML dengan dengan JavaScript @ Kantin Kampus

<script type="text/javascript">// <![CDATA[
document.write("Hello World")
// ]]></script></pre>
<h1>Contoh JavaScript Versi Embeded agar tidak tampak di browser yang tidak mendukung</h1>
<pre>

Jika browser yang digunakan tidak mendukung JavaScript, maka tulisan Hello Word tidak akan ditampilkan.
Jika kita menggunakan JavaScript murni untuk menghasilkan dokumen HTML, maka kita perlu menggunakan tag, sebagai berikut:

</pre>
<noscript>Pesan / Komentar : Browser Anda tidak mendukung JavaScript
</noscript>
<pre>



Read More...

JavaScript bukanlah Java

Selain JavaScript, dikenal pula Java di lingkungan pemrograman web dan jaringan. JavaScript berbeda dengan Java, hanya namanya saja yang mirip. JavaScript dibuat pertama kali oleh NetScape, sedangkan Java dibuat oleh Sun MicroSystem. Nama JavaScript disetujui oleh Sun, sebagai bahasa script yang pertama kali mendukung Java, dalam lingkungan browser web.

Selain pembuatnya berbeda, demikian juga teknologinya. Sebagaimana telah diungkpkan dalam cara kerja JavaScript, JavaScript adalah bahasa script yang membutuhkan interpreter untuk menjalankannya, sedangkan Java adalah bahasa pemrograman yang membutuhkan proses kompilasi terlebih dahulu agar bisa dijalankan. Program yang dibuat dengan Java hasilnya berupa applet dan aplikasi yang berdiri sendiri.

Java secara bahasa sangat mirip seperti bahasa C/C++.



Read More...

Browser yang mendukung JavaScript

Kini semua browser web, terutama yang berbasis GUI, telah memiliki kemampuan untuk mengeksekusi program JavaScript yang ada dalam suatu halaman web yang ditampilkannya.

Berikut adalah daftar beberapa browser web yang telah mendukung JavaScript, dengan nomer versi awal yang mendukungnya.
  1. Internet Explorer diawali dengan versi 3.0 dan yang lebih baru
  2. Netscape Navigator diawali versi 2.0 dan yang lebih baru
  3. Mozilla (termasuk Firefox)
  4. Opera versi 5 dan yang lebih baru
Jika kita menggunakan browser web yang lebih baru, maka kita akan mendapatkan dukungan JavaScript yang lebih baik.



Read More...

Ragam bahasa JavaScript

JavaScript pertama kali dikembangkan oleh Netscape, kemudian diadopsi oleh Microsoft sebagai bahasa script untuk browser di Internet Explorer, dengan nama Jscript.

JavaScript dibuat agar dapat digunakan juga oleh programmer web yang bukan berlatar programmer komputer, pemrogram komputer yang tidak berlatar programmer terdirik dengan pemrograman berorientasi obyek.

JavaScript juga dirancang agar Netscape Navigator dapat mendukung aplet (aplikas Java yang dapat dijalankan di atas browser web). Nama JavaScript diambil berdasarkan persetujuan dari Sun Microsystem yang mengembangkan Java, diumumkan bersama oleh Netscape dan Sun pada tanggal 4 Desember 1995. Sebelumnya JavaScript bernama LiveScript.

JavaScript mulai ada dalam browser Netscape dan Internet Explorer sejak 1996.

Jscript adalah adopsi JavaScript oleh Microsoft, sebagai JavaScript yang di atas Internet Explorer, tersedia sejak 16 April 1996. Tetapi sayangnya, Jscript Microsoft ini tidak kompatibel sepenuhnya dengan JavaScript.

Kini bahasa JavaScript distandarisasi secara internasional dengan nama ECMAScript. Standardisasi ini perlu dilakukan, karena mulai adanya perbedaan implementasi JavaScript, seperti yang dilakukan oleh Microsoft dengan Jscriptnya. Standardisasi dimulai sejak November 1996, dan diadopsi mulai Jnui 1997 oleh ECMA dan ISO ECMAScript keluar pada April 2008.

Standar JavaScript adalah JavaScript versi 1,5, versi ini kompatibel dengan ECMA-262 Edisi 3.

Adanya standar bahasa JavaScript ini, kita dapat mengacu pada pengembangan aplikasi JavaScript dengan menggunakan metode standar, sehingga diharapkan aplikasinya dapat dijalankan pada banyak web browser, tidak terbatas pada Internet Explorer saja, jika kita mengacu pada Jscript, atau hanya pada Netscape Navigator jika kita mengacu pada JavaScript versi Netscape saja.

ECMA (Europan Computer Manufacturers Association) didirikan pada tahun 1961, awalnya adalah asosiasi pabrik industri di Eropa, dan kini dikenal dengan nama ECMA internasional, merupakan asosiasi industri untuk standardisasi sistem informasi dan komunikasi.

ECMAScript diimplementasikan oleh browser-browser, seperti Mozilla dan Opera. DMDScript adalah ECMAScript yang diimplementasikan oleh perusahaan Digital Mars agar dapat menggantikan Jscript, di lingkungan browser Internet Explorer.



Read More...

SPK Metode AHP

SPK sebagai sebuah sistem berbasis komputer yang membantu dalam proses pengambilan keputusan. SPK sebagai sistem informasi berbasis komputer yang adaptif, interaktif, fleksibel, yang secara khusus dikembangkan untuk mendukung solusi dari pemasalahan manajemen yang tidak terstruktur untuk meningkatkan kualitas pengambilan keputusan. Dengan demikian dapat ditarik satu definisi tentang SPK yaitu sebuah sistem berbasis komputer yang adaptif, fleksibel, dan interaktif yang digunakan untuk memecahkan masalah-masalah tidak terstruktur sehingga meningkatkan nilai keputusan yang diambil. (Khoirudin, 2008).

Disetiap lembaga pendidikan khususnya universitas banyak sekali beasiswa yang ditawarkan kepada mahasiswa yang berprestasi dan yang kurang mampu. Ada beasiswa yang dari lembaga milik nasional maupun swasta. Bank BRI adalah salah satu contoh lembaga nasional yang mengelar program beasiwa setiap tahun bagi mahasiswa yang kurang mampu dan mahasiswa berprestasi.

Untuk mendapatkan beasiswa tersebut maka harus sesuai dengan aturan-aturan yang telah ditetapkan. Kriteria yang ditetapkan dalam studi kasus ini adalah nilai indeks prestasi akademik, penghasilan orang tua, jumlah saudara kandung, jumlah tanggungan orang tua, semester,usia dan lain-lain. Oleh sebab itu tidak semua yang mendaftarkan diri sebagai calon penerima beasiswa tersebut akan diterima, hanya yang memenuhi kriteria kriteria saja yang akan memperoleh beasiswa,t karena itu perlu dibangun sebuah sistem pendukung keputusan yang akan membantu penentuan siapa yang berhak untuk mendapatkan beasiswa tersebut.

Model yang digunakan dalam sistem pendukung keputusan ini adalah Fuzzy Multiple Attribute Decision Making (FMADM). Metode SAW ini dipilih karena metode ini menentukan nilai bobot untuk setiap atribut, kemudian dilanjutkan dengan proses perankingan yang akan menyeleksi alternatif terbaik dari sejumlah alternatif, dalam hal ini alternatif yang dimaksud adalah yang berhak menerima beasiswa berdasarkan kriteria-kriteria yang ditentukan.

Dengan metode perangkingan tersebut, diharapkan penilaian akan lebih tepat karena didasarkan pada nilai kriteria dan bobot yang sudah ditentukan sehingga akan mendapatkan hasil yang ebih akurat terhadap siapa yang akan menerima beasiswa tersebut.

Fuzzy Multiple Attribute Decision Making FMADM adalah suatu metode yang digunakan untuk mencari alternatif optimal dari sejumlah alternatif dengan kriteria tertentu. Inti dari FMADM adalah menentukan nilai bobot untuk setiap atribut, kemudian dilanjutkan dengan proses perankingan yang akan menyeleksi alternatif yang sudah diberikan. Pada dasarnya, ada 3 pendekatan untuk mencari nilai bobot atribut, yaitu pendekatan subyektif, pendekatan obyektif dan pendekatan integrasi antara subyektif & obyektif.

Masing-masing pendekatan memiliki kelebihan dan kelemahan. Pada pendekatan subyektif, nilai bobot ditentukan berdasarkan subyektifitas dari para pengambil keputusan, sehingga beberapa faktor dalam proses perankingan alternatif bisa ditentukan secara bebas. Sedangkan pada pendekatan obyektif, nilai bobot dihitung secara matematis sehingga mengabaikan subyektifitas dari pengambil keputusan. ( Kusumadewi, 2007).

Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah FMADM. antara lain (Kusumadewi, 2006):
  • Simple Additive Weighting Method (SAW)
  • Weighted Product (WP)
  • ELECTRE
  • Technique for Order Preference by Similarity to Ideal Solution (TOPSIS
  • Analytic Hierarchy Process (AHP)
ALGORITMA FMADM
  1. Memberikan nilai setiap alternatif (Ai) pada setiap kriteria (Cj) yang sudah ditentukan, dimana nilai tersebut di peroleh berdasarkan nilai crisp; i=1,2,…m dan j=1,2,…n.
  2. Memberikan nilai bobot (W) yang juga didapatkan berdasarkan nilai crisp.
  3. Melakukan normalisasi matriks dengan cara menghitung nilai rating kinerja ternormalisasi (rij) dari alternatif Ai pada atribut Cj berdasarkan persamaan yang disesuaikan dengan jenis atribut (atribut keuntungan/benefit=MAKSIMUM atau atribut biaya/cost=MINIMUM). Apabila berupa artibut keuntungan maka nilai crisp (Xij) dari setiap kolom atribut dibagi dengan nilai crisp MAX (MAX Xij) dari tiap kolom, sedangkan untuk atribut biaya, nilai crisp MIN (MIN Xij) dari tiap kolom atribut dibagi dengan nilai crisp (Xij) setiap kolom.
  4. Melakukan proses perankingan dengan cara mengalikan matriks ternormalisasi (R) dengan nilai bobot (W).
  5. Menentukan nilai preferensi untuk setiap alternatif (Vi) dengan cara menjumlahkan hasil kali antara matriks ternormalisasi (R) dengan nilai bobot (W). Nilai Vi yang lebih besar mengindikasikan bahwa alternatif Ai lebih terpilih. ( Kusumadewi , 2007).
METODE SAW
  • Metode SAW sering juga dikenal istilah metode penjumlahan terbobot. Konsep dasar metode SAW adalah mencari penjumlahan terbobot dari rating kinerja pada setiap alternatif pada semua atribut.
  • Metode SAW membutuhkan proses normalisasi matriks keputusan (X) ke suatu skala yang dapat diperbandingkan dengan semua rating alternatif yang ada.
KRITERIA YANG DIBUTUHKAN
1. Bobot.Dalam metode penelitian ini ada bobot dan kriteria yang dibutuhkan untuk menentukan siapa yang akan terseleksi sebagai penerima beasiswa. Adapun kriterianya adalah:
  • C1=Jumlah penghasilan Orangtua
  • C2=Usia
  • C3=Semester
  • C4=Jumlah tanggungan Orangtua
  • C5=Jumlah saudara kandung,
  • C6= Nilai IPK.
2. Kriteria penghasil orang tua
3. Kriteria usia
4. Kriteria semester
5. Kriteria jumlah tanggungan orang tua
6. Kriteria jumalah saudara kandung
7. Kriteria nilai IPK

Kriteria tersebut diterjemahkan dari bilangan fuzzy kedalam bentuk sebuah bilangan crisp. Sehingga nilainya akan bisa dilakukan proses perhitungan untuk mencari alternatif terbaik. Di bawah ini adalah bilangan fuzzy dari bobot.
  1. Sangat Rendah ( SR ) = 0
  2. Rendah ( R ) = 0.2
  3. Sedang ( S ) = 0.4
  4. Tengah ( T1 ) = 0.6
  5. Tinggi ( ST ) = 0.8
  6. Banyak ( B ) = 1
Semakin banyak sampel yang dipunyai, maka tingkat validitasnya akan cenderung naik. dan hasilnya adalah sebuah alternatif yang memiliki nilai alternatif terbaik dari alternatif yang lain.

LANGKAH PENYELESAIAN
  1. Dalam penelitian ini menggunakan FMADM metode SAW. Adapun langkah-langkahnya adalah:
  2. Menentukan kriteria-kriteria yang akan dijadikan acuan dalam pengambilan keputusan, yaitu Ci.
  3. Menentukan rating kecocokan setiap alternatif pada setiap kriteria.
  4. Membuat matriks keputusan berdasarkan kriteria (Ci), kemudian melakukan normalisasi matriks berdasarkan persamaan yang disesuaikan dengan jenis atribut (atribut keuntungan ataupun atribut biaya) sehingga diperoleh matriks ternormalisasi R.
  5. Hasil akhir diperoleh dari proses perankingan yaitu penjumlahan dari perkalian matriks ternormalisasi R dengan vektor bobot sehingga diperoleh nilai terbesar yang dipilih sebagai alternatif terbaik (Ai) sebagai solusi. (Kusumadewi, 2006).



Read More...
  • Mahasiswa STMIK Duta Bangsa
  • description
  • description
  • description
  • description
  • description
  • description
  • description

Free Hosting

Free Hosting

My Blog List

A
B
C
     
D
E
F
DuGMp3    
G
H
I
Goo Otomotif HouseofScript  
J
K
L
Java Hotline    
M
N
O

My Games Collection

MeLangKah LeBih MaJu

   
P
Q
R
Pamella Decoration    
S
T
U
Studied WaLL    
V
W
X
     
Y
Z
0-9
     









Join....!


Free Domain

Free Domain

SiNyO. Powered by Blogger.