Kemajuan teknologi yang berkembang pesat pada abad 21 jelas mempengaruhi segala aspek kehidupan manusia dalam menyimpan data dan informasi. Misalnya data mahasiswa di suatu kampus yang berisi nama, alamat, sks, ipk, ip, nim, prodi, jurusan dan fakultas mahasiswa tersebut. Secara manual data-data mengenai mahasiswa diarsipkan oleh pihak universitas dengan lembaran-lembaran kertas yang tertumpuk dengan rapi sesuai kategori yang berlaku di universitas tersebut.
Lalu, bagaimana jika data-data tersebut hilang? Misalnya terjadi kebakaran sehingga arsip tersebut juga ikut hangus terbakar tak berbekas. Pastinya sang pemilik data akan kesulitan untuk mendapatkan data-data itu kembali. Dewasa ini, konsep penyimpanan data selain secara manual juga menggunakan konsep pengolahan data dengan Basis Data. Dengan konsep basis data maka data bukan hanya aman tetapi juga dapat di share ke beberapa fakultas dan jurusan yang membutuhkan data tersebut. Proses manipulasi database juga tidak memakan waktu banyak jika dibandingkan dengan proses manipulasi database secara manual.
Kebutuhan akan pengolahan data yang cepat dan mudah telah banyak memunculkan berbagai macam software Relational Database Management System (RDBMS). Tak heran jika beberapa perusahaan pengembang piranti perangkat lunak pun berlomba-lomba menghasilkan produk RDBMS yang handal dan mudah digunakan untuk keperluan user. Misalnya RDBMS yaitu SQL Server, Oracle, MySQL, PosgreSQL, dan SQLite. Beberapa RDBMS tersebut yang berbayar seperti SQL Server buatan Microsoft Corporation dan Oracle buatan Oracle Corporation, sedangkan yang free atau open source yaitu MySQL, PosgreSQL, dan SQLite.
Pengolahan data dengan dengan RDBMS butuh keahlian khusus. Jadi bukan sembarang orang yang bisa mengunakannya. Hal ini disebabkan untuk mengakses atau mengolah data dibutuhkan sebuah perantara antara user dengan database dalam disk perangkat keras kita. Perantara yang dimaksud yaitu DBMS yang sudah tertanam dalam RDBMS yang sudah tertanam dalam computer user. Cara berinteraksi atau berkomunikasi antara user dengan database diatur dalam bahasa khusus yang telah ditetapkan pihak pembuat DBMS. Bahasa tersebut terdiri dari command yang dituliskan user kemudian diproses oleh DBMS untuk menjalankan perintah tersebut. Contoh dari bahasa basis data adalah SQL, dBase, QUEL dsb.
Dengan bahasa basis data-lah, administrator dapat menuliskan membuat dan mengolah sebuah table yang disimpan secara fisik oleh DBMS. Sebuah bahasa basis data biasanya dapat dipilah ke dalam 2 kelompok yaitu :
· Data Definition Language (DDL)
· Data Manipulation Language (DML)
Data Definition Language (DDL)
Jelasnya bahasa digunakan untuk membuat atau memodifikasi sebuah tabel. Misalnya membuat tabel, menghapus tabel, membuat index, mengubah tabel, menentukan jenis tipe data, menentukan panjang data dan menetukan struktur penyimpanan tabel.
DDL biasanya digunakan oleh kelompok pemakai yang berperan sebagai administrator dalam sebuah basis data.
Data Manipulation Language (DML)
Berisi kumpulan perintah untuk memanipulasi data yang berada pada database. Misalnya, penyisipan/penambahan data baru pada suatu tabel, menghapus data dan mengubah data yang berada pada tabel. Khusus untuk DML juga perlu diperhitungkan pengaksesan data secara efisein dengan memanfaatkan query tertentu. Hal itun akan berguna sekali jika data jumlahnya sangat banyak sehingga membutuhkan waktu yang untuk mencarinya.
DML merupakan bahasa yang bertujuan untuk memudahkan pemakai untuk mengakses data kemudian memanipulsinya sebagaiman direpresentasikan oleh model data. Ada dua jenis DML, yaitu :
1. Prosedural, yang mensyaratkan agar pemakai menentukan data apa yang diinginkan serta bagaimana cara mendapatkannya.
2. Nonprosedural, yang membuat pemakai dapat menentukan data apa yang diinginkan tanpa menyebutkan bagaimana cara mendapatkannya.
DML juga sering disebut sebagai Query Language.
0 komentar:
Post a Comment